Dalam kitab Nashoihul Ibad, Syeikh Imam Nawawi Al Bantani mencantumkan dalam Bab 8 Maqolah keempat, terdapat 8 tanda-tanda Orang makrifat. Dari Utsman r.a. berkata:

وعن عثمان رضى الله عنه أنه قال: علامة العارفين ثمانية أشياء: قلبه مع الخوف والرجاء ولسانه مع الحمد والثناء وعيناه مع الحياء والبكاء وإرادته مع الترك والرضا يعني ترك الدنيا وطلب رضا مولاه

Tanda-tanda orang yang makrifat ada 8:

  • Hatinya penuh rasa takut.
  • Hatinya penuh harapan.

Rasa takut itu berpangkal pada makrifat hati terhadap keagungan Allah swt., keperkasaan dan kekayaan-Nya dari semua makhluk Allah dan pedihnya siksa-Nya kepada orang yang bermaksiat. Dari pengenalan seperti ini, maka tumbuh suatu keadaan yang kemudian disebut dengan sikap khauf (takut). Buahnya yang dituju oleh khauf ini ialah kesanggupan seseorang meninggalkan segala kemaksiatan. Sedangkan, rojak (harapan), berpangkal pada mengetahuinya hati betapa luas rahmat Allah, agungnya anugerah Allah, dan indahnya janjinya Allah, semua itu akan diberikan kepada orang yang taat kepada Allah. Sifat rojak harus diimbangi dengan khauf. (Jangan pernah meremehkan dosa sekecil apapun). Dari pengenalan ini, maka muncul suatu kondisi bahagia, yang dinamakan harapan. Buah yang diharapkan rojak ialah bersegera (semangat)untuk melakukan kebajikan.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda: “Tiada terkumpul harapan dan rasa takut dalam hati seorang mukmin, melainkan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung mengaruniai apa yang diharapkan dan memberikan rasa aman dari ketakutan.” (H.R. Ath-Thabrani).

  • Lisannya penuh puji dan puja (ngalem). Selalu memuji dan selalu bersyukur. Seburuk apapun kondisi kita sebenarnya kita sedang berada di kondisi menerima nikmat Allah yang tidak disadari yang lain. Kalau melihat sesuatu yg senang: أَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات (alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat) bersyukur di setiap kejadian: أَلْحَمْدُلِلّٰهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ (alhamdulillah ala kulli halin)
  • Kedua matanya penuh dengan rasa malu dan tangis.

Malu melihat segala sesuatu yang dilarang agama. Nabi saw. bersabda: “Kalau saja tangisnya Nabi Dawud dan tangisnya penduduk bumi dibandingkan dengan tangis Nabi Adam, maka tidak ada yang bisa membandinginya.” (H.R. Ibnu Asakir).

  • Keinginannya disertai meninggalkan keinginan diri sendiri, mementingkan kehendak Allah daripada keinginan diri sendiri.
  • Orang yang dikehendaki bukan orang yang menghendaki
  • Senang meninggalkan dunia.
  • Mencari keridhaan Tuhannya.