Dalam Kitab Nashoihul Ibad, menurut Sayyidina Ali R.a, berkata:
وعن على رضى الله عنه لا خير فى صلاة لا خشوع فيها ولا خير في صوم لا امتناع فيه عن اللغو ولا خير في القراءة لا تدبر فيها ولا خير في علم لا ورع فيه ولا خير فى مال لا سخاوة فيه ولا خير فى إخوة لا حفظ فيها ولا خير في نعمة لا بقاء فيها ولا خير فى دعاء لا إخلاص فيه
- Tidak ada kebaikan dalam shalat tanpa khusyuk.
Berbuat khusyuk dalam sebagian salat itu wajib, bukan sekadar menjadi syarat, demikian dikemukakan guru kita Ahmad Ash-Sya’rawi. Kepada sebagian para nabi, Allah menurunkan wahyu sebagai berikut: “Wahai, hamba-Ku, berikanlah air mata dari matamu dan khusyuk dari hatimu, kemudian berdoalah, karena Aku mengabulkan doamu, Aku Yang Maha Dekat lagi Maha Memperkenankan doa.”
- Tidak ada kebaikan dalam berpuasa tanpa menahan pembicaraan yang tidak berguna.
- Tidak ada kebaikan dalam membaca Alquran tanpa memikirkan isinya.
- Tidak ada kebaikan dalam ilmu tanpa wira’i.
Wira’i dalam berilmu adalah menjaga dari yang subhat dan yang haram, karena sabda Nabi saw. seperti yang tercantum di bawah ini: “Barangsiapa yang menghindari subhat, maka dia membersihkan diri bagi agama dan harga dirinya. Barangsiapa yang terjerumus pada yang subhat, maka dia terjerumus pada yang haram.”
- Tidak ada kebaikan dalam harta benda yang tidak dibarengi kedermawanan.
Dalam suatu riwayat, Nabi saw. bersabda: “Tiada seorang yang membuka pintu pemberian, baik sedekah atau relasi, melainkan Allah akan menambahnya lebih banyak lagi, dan tiada seseorang yang membuka pintu permintaan agar ia memperoleh lebih banyak lagi, melaikan Allah akan memperbesar kekurangannya.” (H.R. Al-Baihaqi).
- Tidak ada kebaikan dalam persahabatan yang tidak diikuti saling menjaga (dari kejelekan).
Nabi saw. bersabda: “Hendaklah kamu bersahabat dengan para kawan yang tulus hatinya, karena mereka menjadi hiasan di kala bahagia dan menjadi perisai di saat terjadi bencana.”
Abu Zubair meriwayatkan dari Sahal bin Sa’d, bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang itu banyak temannya, akan tetapi tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang tidak melihat kebenaran yang ada padamu, seperti engkau melihat kebenaran yang ada padanya.”
- Tidak ada kebaikan dalam kenikmatan yang tidak abadi.
Sebagian ulama berdoa dengan doa di bawah ini: “Ya, Allah, janganlah Kau hilangkan nikmat-Mu dariku yang telah Engkau berikan kepadaku.”
- Tidak ada kebaikan dalam doa yang tidak dipanjatkan dengan ikhlas.
Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya hati ini adalah wadah, maka sebaik-baik wadah adalah yang dapat menghimpun. Jika kamu sekalian memohon kepada Allah,” maka memohonlah kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa akan dikabulkan, karena Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari orang yang memanjatkannya dengan hati yang lalai.” (H.R. Ath-Thabrani).