Melihat kondisi Negara Palestina saat ini, kita patutnya merasa prihatin. Karena apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang Israel sungguh keji. Masalah ini bukan hanya sebatas persoalan konflik antar agama semata, akan tetapi sudah menyangkut hak hidup yang seharusnya didapatkan setiap manusia di muka bumi ini. Kita tidak perlu menjadi seorang muslim untuk bisa ikut prihatin atas apa yang terjadi, kita hanya harus bersikap selayaknya manusia yang mempunyai akal sehat dan bisa membedakan antara perilaku yang baik dan buruk.
Lagu Atuna Tufuli, karya Remi Bandali, salah seorang penyanyi dan aktris yang berkebangsaan Lebanon sudah cukup untuk menggambarkan betapa mirisnya perang yang terjadi di Palestina. Atuna Tufuli sendiri berasal dari Bahasa Arab yang berarti ‘Beri Kami Masa Kecil’ yang menyuratkan kesedihan anak ank kecil di Palestina yang terlantar akibat dari perang yang berkepanjangan. Secara garis besar, Lagu ‘Atuna Tufuli’ menceritakan tentang curahan hati anak anak di Negara Palestina yang menjadi korban konflik dan juga berisi harapan mereka untuk mendapatkan kembali masa kecil mereka. Secara luas, lagu ini menggambarkan tentang bagaimana perasaan anak anak yang kehilangan masa masa kesenangan mereka di waktu kecil, karena terus dibayang bayangi oleh perasaan takut dan was-was akan adanya serangan dari musuh. Anak-anak di Palestina mendambakan kedamaian sehingga mereka bisa menikmati masa kanak kanak-kanak mereka sebagaimana mestinya anak-anak di negara lain.
Cara untuk menolong saudra-saudara kita yang berada di Palestinda bisa dilakukan dengan berbagai cara. Habib Muhammad Al-Habsyi mengatakan bahwa perjuangan yang bisa kita lakukan untuk mereka yang berada di Palestina bisa dilakukan dengan terus berdoa untuk keselamatan mereka. Kita harus terus berdoa kepada Allah Ta’ala supaya penderitaan yang saat ini terjadi bisa cepat terselesaikan, serta supaya semua anak kecil yang kebahagiaan di masa kecilnya terenggut agar bisa diberikan balasan yang lebih besar nantinya. Adapun untuk orang-orang yang wafat selama peperangan bisa meninggalkan dunia ini dengan khusnul khotimah dan tercatat sebagai syuhada’.
Beberapa cara lain yang bisa kita lakukan, selain harus maju berperang di garis terdepan adalah dengan melakukan boikot terhadap produk-produk yang keuntungannya digunakan untuk berbuat kezaliman, atau untuk membantu pihak israel dalam melancarkan serangan ke Negara Palestina. Kita juga bisa melakukan donasi guna membantu saudara-saudara kita yang berada di sana. Dengan donasi yang kita kumpulkan diharapkan bisa membantu meringankan kebutuhan selama peperangan atau serangan-serangan yang terus dilakukan oleh israel. Kebutuhan yang bisa kita backup meliputi kebutuhan makanan, pakaian, obat-obatan atau peralatan medis yang pastinya sudah sangat terbatas akibat dari perang yang berkepanjangan. Terakhir, Habib Muhammad Al-Habsyi mengatakan bahwa, perang antara Palestina dan Israel ini bukanlah perang abu-abu atau suatu perang yang tidak jelas. Akan tetapi, ini adalah peperangan dalam membela hak dari sesuatu yang batil, sehingga sikap kita juga harus jelas dalam membela sesuatu yang seharusnya kita bela.
Ini semua tentu saja menjadi pengingat bagi kita semua bahwasanya di bagian bumi yang lain, masih banyak saudara-saudara kita yang merasa kesulitan, bahkan untuk mengetahui apakah keamanan mereka bisa selalu terjaga. Mereka yang berada di wilayah peperangan pasti merasakan dampak langsung dari adanya perang yang terjadi. Kita, sebagai rakyat yang merdeka dan tidak berada dalam bayang-bayang peperangan seharusnya bersyukur atas nikmat yang telah kita dapatkan. Cara untuk bisa mensyukuri nikmat yang ada adalah dengan membantu saudara-saudara kita yang sedang kesusahan, tidak hanya yang berada di Negara Palestina saja, akan tetapi, kita harus membuka mata terhadap kondisi masyarakat di sekitar kita. Kita bisa memulai dengan membantu masalah-masalah yang seing terjadi di lingkungan sekitar kita sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Allah Ta’ala.